Mahasiswa Departemen Teknik Mesin Ikuti Program Pertukaran Pelajar di Singapura dan Yogyakarta

Yogyakarta, 28 Maret 2024 – Tiga mahasiswa Departemen Teknik Mesin Farhan Fadhlurrahman, Ryan Taufiqurrochman dan Muhammad Aiman Antari, menjadi bagian dari kegiatan pertukaran pelajar yang diadakan oleh Temasek Foundation Specialists’ Community Action and Leadership Exchange, berkolaborasi dengan Ngee Ann Polytechnic Singapura. Program ini juga melibatkan 28 mahasiswa dari Sekolah Vokasi UGM dan 29 mahasiswa dari Ngee Ann Polytechnic Singapura.

Kegiatan ini berlangsung dari 25 Februari hingga 9 Maret 2024 di Singapura, dilanjutkan dengan periode di Yogyakarta, Indonesia, dari 12 hingga 25 Maret 2024. Tujuan utama dari program ini adalah untuk memperluas pengetahuan tentang keterampilan kepemimpinan, memahami berbagai aspek budaya, dan memfasilitasi pertukaran pengetahuan antara kedua negara.

Selama di Singapura, peserta program belajar tentang beragam topik, termasuk ekonomi, multikulturalisme, dan manajemen infrastruktur. Mereka mendalami bagaimana Singapura mengelola ekonomi dengan efektif meskipun keterbatasan sumber daya yang dimilikinya. Selain itu, mereka juga menggali cara Singapura menyelesaikan konflik antar ras dan menangani isu-isu multikulturalisme.

Kegiatan di Singapura tidak hanya seputar pembelajaran teori, tetapi juga praktik. Peserta berkunjung ke berbagai pemukiman untuk mempelajari sejarah dan fasilitas unik dari setiap lingkungan tersebut. Mereka juga diberikan tugas untuk membuat presentasi mengenai inisiatif hijau (green initiatives) di Singapura dan Indonesia serta peluang kerjasama di bidang tersebut.

Setelah menghabiskan waktu di Singapura, program dilanjutkan di Yogyakarta, Indonesia. Di sana, peserta terlibat dalam berbagai proyek, seperti presentasi tentang Indonesia dan kunjungan ke UMKM lokal. Mereka juga mendalami budaya Yogyakarta melalui pengalaman belajar gamelan di Balai Budaya Minomartani dan mengunjungi Keraton.

“Program pertukaran pelajar ini memberikan kami pengalaman yang tak terlupakan. Kami tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru tentang keterampilan kepemimpinan dan budaya, tetapi juga memperluas jaringan kerja dan persahabatan lintas negara,” kata Farhan Fadhlurrahman.

Melalui pengalaman ini, diharapkan peserta dapat menjadi agen perubahan yang dapat memperkuat hubungan antarbangsa serta menerapkan pengetahuan yang mereka dapatkan untuk kemajuan bersama.

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.