




Tim dosen dan mahasiswa Departemen Teknik Mesin (DTM) Sekolah Vokasi UGM melaksanakan serangkaian program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Panti Asuhan dan Pondok Lansia Al Maa’uun, Sapuran, Wonosobo. Kegiatan ini berlangsung selama 6 bulan terhitung sejak Juni 2025 dan berfokus pada penerapan teknologi tepat guna dan inovasi rekayasa untuk mendukung kemandirian dan keberlanjutan lingkungan panti. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara bertahap mencakup tahap survei lapangan, perancangan, pembuatan, uji coba, penyerahan alat, serta pelatihan penggunaan bagi mitra.

Koordinator tim PkM DTM SV UGM terdiri dari I. Aris Hendaryanto, Andhi Akhmad Ismail, Budi Basuki, dan Galuh Bahari, beserta beberapa dosen dan mahasiswa yang terlibat.
Empat program utama dilaksanakan, yaitu:
- Mesin pencacah plastik untuk mendukung daur ulang,
- Mesin pembubur limbah rumah tangga (LIRUTA) untuk pengolahan sampah organik,
- Sistem irigasi dan monitoring greenhouse berbasis IoT, dan
- Alat penghancur kotoran kambing untuk pupuk organik.
Program ini diharapkan tidak hanya memberikan solusi teknologi terhadap permasalahan lingkungan dan produktivitas di panti, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu rekayasa di masyarakat. Kegiatan ini sejalan dengan semangat tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat berbasis inovasi teknologi tepat guna.

Program ini selaras dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), yaitu SDG 2 (Tanpa Kelaparan) melalui peningkatan produktivitas pertanian berbasis pupuk organik, SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dengan menciptakan lingkungan bersih dan sehat bagi anak-anak serta lansia, SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) lewat penerapan teknologi tepat guna hasil inovasi akademik, SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) karena mendukung pengelolaan limbah ramah lingkungan di wilayah pedesaan, serta SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) melalui pengolahan limbah peternakan menjadi sumber daya bernilai tambah. Kegiatan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan mitra, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap agenda global pembangunan berkelanjutan.