Penambangan emas skala kecil (PESK) banyak dilakukan di Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta, salah satunya tergabung dalam koperasi Ngudi Mugi Mulia. Koperasi ini menjadi mata pencaharian yang penting bagi anggota yang terlibat dalam pengolahan batuan mineral menjadi emas. Proses ekstraksi meliputi beberapa tahapan, salah satunya adalah pemisahan logam mineral. Secara tradisional, metode yang digunakan adlaah amalgamasi dan tabling untuk pemisahan tersebut. Namun, metode amalgamasi menggunakan merkuri yang menimbulkan risiko pencemaran air dan tanah di sekitarnya.
Untuk mengurangi resiko pencemaran lingkungan tersebut, Dr. Lilik Dwi Setyana bersama dengan TIM Pengabdian masyarakat yang melibatkan mahasiswa untuk project base learning (PBL) telah mengembangkan shaking table untuk pemisahan logam mineral. Metode tabling dapat menghilangkan penggunaan merkuri dalam proses pemisahan, sehingga ramah lingkungan karena resiko pencemaran merkuri bisa dihindari. Shaking table yang dirancang dan dibuat dilengkapi dengan pengaturan kecepatan dan kemiringan untuk meningkatkan efisiensi pemisahan.
Shaking table memiliki ukuran panjang 240 cm dan lebar 120 cm, mampu memisahkan 50-60 kg batuan mineral per jam. Proses manufaktur dan perakitan melibatkan teknik pengelasan dan gerinda untuk memastikan kekuatan dan fungsionalitas. Kelebihan dari shaking table adalah mekanisme pengaturan kecepatan yang melalui modifikasi poros engkol yang dapat dengan mudah diganti.
Selain itu, kemiringan meja yang terbuat dari PVC yang tahan korosi dapat disesuaikan menggunakan dongkrak. Desain inovatif ini memungkinkan shaking table mencapai sudut kemiringan hingga 15 derajat. Gerakan maju dan mundur dapat disesuaikan hingga panjang langkah 2 cm, memberikan fleksibilitas dalam proses pemisahan.
Menemukan sudut kemiringan yang optimal sangat penting untuk pemisahan mineral yang efektif. Sudut yang lebih curam mempercepat proses pemisahan tetapi dapat menyebabkan mineral berat mengumpul di bagian depan, bercampur dengan mineral ringan. Sebaliknya, sudut yang landai menghasilkan proses pemisahan yang lebih lambat, namun secara efektif memisahkan mineral berat dan ringan. Sudut kemiringan ideal adalah keseimbangan antara kecepatan pemisahan dan kemurnian mineral berat yang diperoleh. Penelitian menunjukkan bahwa sudut kemiringan sekitar 5-7o menghasilkan kecepatan dan pengelompokan yang optimal antara mineral berat dan ringan. Shaking table inovatif ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pemisahan mineral tetapi juga sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGS) dengan mempromosikan akses air bersih dan perlindungan ekosistem melalui pengurangan penggunaan merkuri
Inisiatif ini juga menekankan pentingnya kemitraan masyarakat sipil dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di sektor penambangan. Dengan berkolaborasi dengan komunitas lokal, lembaga pendidikan, dan organisasi lingkungan, proyek ini bertujuan untuk membangun budaya praktik penambangan yang bertanggung jawab yang memprioritaskan pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
Sebagai kesimpulan, pengembangan meja ayak uniaxial di koperasi Ngudi Mugi Mulia merupakan langkah signifikan menuju penambangan emas skala kecil yang berkelanjutan di Kokap. Dengan mengurangi ketergantungan pada zat berbahaya seperti merkuri dan meningkatkan teknik pemisahan mineral, proyek ini tidak hanya mendukung mata pencaharian lokal tetapi juga berkontribusi pada tujuan yang lebih luas dalam akses air bersih dan perlindungan ekosistem.