


Dua mahasiswa Departemen Teknik Mesin Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Ahmad Nashrulloh Alkautsari dan Egi Aditya Trikuncoro, menciptakan inovasi pemanfaatan limbah panas gas buang (exhaust) pada wheel loader menjadi energi listrik terbarukan menggunakan teknologi Thermoelectric Generator (TEG). Penelitian ini menjadi kontribusi nyata dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), serta SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
Dalam industri alat berat, sekitar 60–70% energi dari bahan bakar terbuang sebagai panas melalui gas buang. Suhu gas buang bisa mencapai 450–600°C, yang selama ini dilepaskan langsung ke atmosfer dan berkontribusi pada peningkatan emisi karbon.
Melalui teknologi thermoelectric berbasis efek Seebeck, tim UGM berhasil memanfaatkan perbedaan suhu antara sisi panas dan dingin untuk menghasilkan energi listrik tanpa proses pembakaran tambahan. Sistem TEG berbahan Bismuth Telluride (Bi₂Te₃) ini mampu menghasilkan tegangan 2,16 Volt dan daya listrik 277 mW pada selisih suhu 75°C selama uji coba 60 menit.
Prototipe TEG dirancang dalam bentuk bracket plug-and-play berukuran 9×7 cm yang dapat dipasang langsung pada pipa knalpot alat berat tanpa perlu modifikasi besar. Desain ini memungkinkan penerapan retrofit pada berbagai merek dan tipe alat berat.
Selain mudah dirawat, sistem ini bisa ditingkatkan kapasitasnya dengan menambah modul TEG secara seri sesuai kebutuhan energi. Simulasi termal menggunakan perangkat lunak CFD menunjukkan distribusi suhu yang stabil, menjadikan sistem ini layak untuk aplikasi lapangan di sektor pertambangan dan konstruksi.

Gambar. Pemasangan TEG di Muffler Wheel Loader
Inovasi ini secara langsung mendukung:
- SDG 7 – Energi Bersih dan Terjangkau, dengan menghadirkan sumber listrik alternatif dari panas buangan mesin.
- SDG 9 – Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dengan memperkenalkan teknologi efisien yang dapat diintegrasikan pada alat berat konvensional.
- SDG 13 – Penanganan Perubahan Iklim, dengan mengurangi pelepasan panas dan emisi karbon ke atmosfer.
Penelitian ini akan dikembangkan lebih lanjut selama program magang di perusahaan kontraktor pertambangan, dengan dukungan unit alat berat berskala industri. Harapannya, teknologi TEG ini dapat diimplementasikan secara luas untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia.