Language: Bahasa Indonesia
Pembukaan Mechanical Fair UGM 2018 dilaksanakan hari ini Selasa, 27 Februari 2018 kampus Grafika Departemen Teknik Mesin UGM diikuti oleh siswa-siswi SMK Se-DIY Jateng. Berbagai lomba dalam acara ini akan dilaksanakan selama 2 hari, yaitu 27 dan 28 Februari 2018
Hari ini, Selasa 20 Februari 2018 bertempat di Kampus Departemen Teknik Mesin Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Jl. Yacaranda Sekip Unit IV Yogyakarta, telah berlangsung Pelepasan Wisuda untuk 45 orang mahasiswa yang besok rabu akan mengikuti Upacara Wisuda di Ghra Sabha Pramana. Acara ini dihadiri oleh para calon wisudawan, dosen dan pengurus Departemen Teknik Mesin.
Potensi Energi Bersih Indonesia dan Pengelolaannya untuk Mensukseskan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Nasional
Pembicara
1. Wikan Sakarinto, S.T., M. Sc., Ph.D ( Dekan Sekolah Vokasi UGM )
2. Prof. Dahlan Iskan (Ex Chief Executive Officer PLN, Ex Minister BUMN)
3. Dr. Ahmad Agus Setiawan (General Manager Welding Division PT. Multi Mayaka Assistant Professor in Renewable Energy System & Planning at Faculty of Engineerin UGM )
Waktu dan Tempat
Sabtu, 3 Maret 2018
Pukul 08.00 – 14.00 WIB
Auditorium Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
Wisuda Sarjana dan Diploma Periode II TA 2017/2018
Pengambilan TOGA : Senin, 19 Februari 2018 di Gelanggang Mahasiswa UGM
Gladi Resik : Selasa, 20 Februari 2018 di Graha Sabha Pramana UGM
Wisuda : Rabu, 21 Februari 2018 di Graha Sabha Pramana UGM
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir, berkesempatan untuk menyaksikan cuplikan film karya mahasiswa dan dosen UGM berjudul Tengkorak saat mengunjungi UGM pada Kamis (1/2).
Usai menyaksikan film yang berhasil masuk nominasi Best Film di Cinequest 2018 ini, ia memberikan apresiasi kepada segenap tim yang telah menyelesaikan film tersebut melalui perjuangan yang panjang.
“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas keberhasilan film ini. Saya selalu tertarik melihat inovasi-inovasi dari mahasiswa sekolah vokasi di Indonesia,” tuturnya.
Film ini, menurutnya, menunjukkan bagaimana pendidikan vokasi mampu menghasilkan output berupa lulusan yang kompeten serta produk-produk yang inovatif. Di tengah disrupsi teknologi, terobosan semacam ini menjadi hal yang penting untuk membawa Indonesia menjadi negara yang diakui.
“Yang bisa sukses bukan negara besar, bukan yang jumlah penduduknya besar, atau yang punya uang banyak, tapi yang menang adalah yang punya inovasi,” imbuh Nasir.
Ia pun memuji upaya UGM dalam mengembangkan pendidikan vokasi dengan kualitas yang sudah terbukti melalui berbagai pencapaian yang diraih. Dalam waktu mendatang, ia berharap kualitas pendidikan vokasi khususnya dalam kegiatan praktik bisa lebih ditingkatkan dengan melibatkan dosen-dosen yang berasal dari kalangan praktisi, setidaknya hingga mencapai 50% dari keseluruhan jumlah dosen.
Dengan pengembangan tersebut, ia berharap kegiatan inovatif seperti yang dilakukan Sekolah Vokasi UGM melalui pembuatan film ini bisa terus berjalan untuk menghasilkan karya-karya yang lebih baik.
“Sekarang jumlah dosen praktisi ada 20% itu sebenarnya sudah bagus, tetapi kalau bisa sampai 50% akan mendorong inovasi jauh lebih baik,” kata Menristekdikti.
Sebelum bertolak kembali ke Jakarta, ia memberikan semangat kepada para pendukung film Tengkorak dan mengutarakan rasa optimisnya bahwa film ini bisa mendapat apresiasi dalam ajang tingkat dunia sekaligus diterima di kalangan penonton dalam negeri.
“Yakin bisa menang jika ada semangat yang besar. Kami akan mendukung, mudah-mudahan sukses dan membawa nama baik Indonesia,” ucapnya.
Film Tengkorak sendiri mulai diproduksi sekitar 4 tahun yang lalu oleh dosen Sekolah Vokasi UGM, Yusron Fuadi, bersama para mahasiswanya, sebelum akhirnya melibatkan dosen dan pimpinan universitas termasuk Rektor UGM. Setelah melewati proses produksi yang cukup panjang yang melibatkan berbagai inovasi di bidang multimedia, animasi, special effect, dan sebagainya, film ini tayang perdana dalam Special Gala The 12th Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada Desember lalu.
Bulan Maret mendatang, film bergenre fiksi ilmiah ini akan melakukan world premier pada Cinequest Film & VR Festival 2018 di California, Amerika Serikat sekaligus memperebutkan Best Sci-Fi, Fantasy dan Horror Feature Award dalam festival tersebut.
“Film ini adalah 100% karya mahasiswa dan dosen UGM, dan akan menjadi satu-satunya wakil Indonesia di Cinequest. Terima kasih atas dukungan dari semua pihak, dan semoga film ini juga bisa diterima di pasar Indonesia,” ujar Dekan Sekolah Vokasi UGM, Wikan Sakarinto. (Humas UGM/Gloria; Foto: Bani)