Departemen Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM Dukung SDG’s Melalui Pengelolaan Limbah dengan Insinerator di Panti Asuhan dan Pondok Lansia Al-Maa’uun, Sapuran, Wonosobo untuk Mewujudkan Green Environment

Wonosobo, Jawa Tengah – Dalam upaya mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s), khususnya khususnya Tujuan 3: Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan, Tujuan 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan, serta Tujuan 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dosen dari Departemen Teknik Mesin Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (DTM SV UGM) melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat di Panti Asuhan dan Pondok Lansia Al-Maa’uun, Sapuran, Wonosobo. Program ini berfokus pada pembuatan dan pelatihan penggunaan insinerator, alat pembakar sampah yang ramah lingkungan. Program ini dipimpin oleh tim dosen yang terdiri dari Radhian Krisnaputra, Budi Basuki, dan Ilham Ayu Putri Pratiwi, serta didukung oleh dua mahasiswa Departemen Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM. Kolaborasi antara dosen dan mahasiswa ini menunjukkan sinergi yang kuat dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memberikan solusi nyata kepada masyarakat.

Solusi Inovatif untuk Pengelolaan Limbah

Insinerator yang dirancang oleh tim bertujuan membantu pengelolaan limbah organik dan anorganik yang selama ini menjadi tantangan di panti dan pondok lansia tersebut. Dengan teknologi sederhana namun efektif, insinerator ini mampu mengurangi volume sampah secara signifikan dan menghasilkan abu sisa pembakaran yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. “Pengelolaan limbah yang baik adalah kunci untuk mendukung lingkungan yang bersih dan sehat. Program ini kami rancang agar tidak hanya memecahkan masalah limbah tetapi juga memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat,” ujar Radhian Krisnaputra, salah satu anggota tim dosen.

Kontribusi terhadap SDG’s

Kegiatan ini berkontribusi langsung pada pencapaian SDG’s melalui:

  1. Pengurangan Limbah: Insinerator membantu mengurangi limbah yang biasanya dibuang ke lingkungan secara sembarangan, sehingga menekan polusi udara dan tanah.
  2. Pemanfaatan Sisa Pembakaran: Abu hasil insinerasi dimanfaatkan sebagai pupuk untuk mendukung kegiatan pertanian organik di lingkungan sekitar.
  3. Pemberdayaan Masyarakat: Pelatihan yang diberikan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah yang berkelanjutan.

Pelatihan Intensif untuk Pengelolaan Mandiri

Selain menyediakan alat, tim dosen bersama mahasiswa juga mengadakan pelatihan kepada para pengurus panti dan masyarakat sekitar. Pelatihan ini meliputi cara penggunaan insinerator, perawatan rutin, serta pemanfaatan hasil sisa pembakaran. Hal ini bertujuan memastikan keberlanjutan program, sehingga masyarakat dapat mandiri dalam mengelola alat tersebut.

Sukarwi sebagai salah satu peserta pelatihan, pengurus panti, mengungkapkan bahwa insinerator ini sangat membantu dalam mengatasi masalah sampah yang sebelumnya sulit dikelola. “Kami sangat terbantu dengan adanya alat ini. Selain lebih bersih, kami juga belajar bagaimana memanfaatkannya untuk lingkungan kami,” ungkapnya.

Langkah Maju dalam Pengelolaan Lingkungan

Program ini menjadi contoh nyata bagaimana institusi pendidikan dapat berkontribusi pada pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Melalui inovasi teknologi sederhana, dosen DTM SV UGM bersama mahasiswa menunjukkan bahwa pengelolaan limbah dapat dilakukan secara efektif dan efisien dengan dampak positif jangka panjang.

Panti Asuhan dan Pondok Lansia Al-Maa’uun kini memiliki alat yang mampu mengatasi permasalahan limbah, sekaligus mendukung kesehatan lingkungan dan produktivitas masyarakat. Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat direplikasi di wilayah lain dengan permasalahan serupa.

Komitmen UGM terhadap Pembangunan Berkelanjutan

Kegiatan ini mencerminkan komitmen Universitas Gadjah Mada dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui pengabdian masyarakat. Sebagai universitas yang menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi, UGM terus mendorong inovasi yang berdampak langsung pada masyarakat. “Ini adalah langkah kecil yang dapat memberikan dampak besar. Kami berharap kolaborasi ini bisa terus berlanjut untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat,” ujar Ilham Ayu Putri Pratiwi, anggota tim dosen.

Dengan semangat keberlanjutan, program pengabdian masyarakat ini tidak hanya menyelesaikan tantangan lingkungan tetapi juga menguatkan peran pendidikan tinggi dalam pembangunan berkelanjutan.

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.